Pertama-tama(kaya pidato aja...) gw cuma mau bilang sebingkai frasa.."gag kerasa"...Fuuiihhh...udah lebih dari sebulan gw menetep di negeri orang. Bulan pertama di lembaran diari perjalanan anak desa ini dilewati dengan segudang pengalaman. Sebenernya agak maksa juga sih klo harus ngrangkum sederet pengalaman dan cerita-ceriti(maav..klo gag sesuai EYD..) yang terlewat sepanjang bulan.
Yang jelas bisa digarisbaawahi, all weekend bulan pertama ini terselesaikan dengan menggemberikan. Nah, sekarang tergantung persepsi tiap orang buat menginterpretasikan kata gembira. Ok..mulai dari kisah yang bener2 gembira(walaupun tetep menyisakan sepenggal kisah sedih juga sih..). Saturday pertama di Amerika hadir bersamaaan dengan jalannya orientasi chapter pertama gw disini. Hmmm...senangnya hatiku..(kaya di iklan aja...)bisa ketemu ma anak2 senasib dan seperjuangan di AFS. Wah...jujur baru sadar nih..seakan menerima tamparan keras, kalau sekarang raga ini sudah berdiri di lain tempat. Poinnya lain budaya dan lain segalanya. Termasuk(nah..ini yang mantep..tapi kadang-kadang bikin muntah juga..) cara berpakaian orang2 kampung sini. Beeuhh...kalau dulu pemandangan seorang wanita pakai jilbab bisa ditonton tiap hari, disini bisa liat cewe pake celana panjang aja udah elus-elus dada, gw. Tahukan kenapa??karena mayoritas dari mereka berpakaian layaknya manusia jaman es. Klo dipikir-dipikir celana pendek(baca:terlalu pendek) yg biasa dipakai awewe-awewe dsini..nilai jualnya terlalu tinggi. Diitung-itung cuma berapa sentimeter persegi tapi harganya segambreng ndiri deh....beerrrrr..... Rasanya tak butuh waktu lama untuk bisa meleburkan hawa dingin diantara kita. Mungkin karena sama2 berlabel pelajar pertukaran, jadi gag terlalu ribet klo diajak tukar suara. Serasa tinggi juga bisa bersua orang-orang dari lain benua. Nih gw absen negaranya(klo ingatan gw masih tokcer..) ada dari Norway,Denmark,Germany,Turkey,Tajikistan,Jepang,Paraguay,Brazil, dan tentunya rajanya kebudayaan dunia(amiinn...) Indonesia pasti.
Yup..loncat ke next week,hari itu ada kumpul2 lagi nohh ma anak2 AFS. Tapi dengan topik dan agenda yg lebih fresh dan wangi..(halah...). JALAN2 KE PANTAI...weeiizzz...asoy abis..Kpan lagi bisa liat hawa dan suasana pantai di Amerika. Gag nyesel juga dapet placement di high dessert klo bisa nikmatiin aura pantainya sini. Eitttsss....tapi awalnya pake acting grogi segala tuh gara2 sebuah kasus... Ceritanya gw dianterin ma hostmom gw ke santa ana station. Rencana simplenya, gw bakal naek kereta dari sana dan gw bakal ketemu gerombolan AFS gw di kereta(coz mereka udah naek duluan dari stasiun sebelum gw..) Nah...cerita eh cerita, keretanya pke ngambek tuh alias di-delay..Bukan 30menit,45 menit, atau 1 jam...tapi....2 Jam...Mentep punya. Walhasil gara2 kereta yang tak kunjung datang ditambah ketidaktahuan akan kereta mana yang harus ditunggangin. Terjadilah deh..kasus salah naek kereta...Grrrrrrr.....dag-dig dug abiz gw begitu sadar klo salah naek kerete. Untungnya ada sbuah fakta yang bener2 melegakan, keretanya meluncur ke tujuan yang sama kaya yang gw tuju..pesss.......ilang dikit deh nervous gw. Singkat cerita, gw ketemu ma wanita afrika-amerika..yang akhirnya bantu gw buat konek ke rombongan AFS gw klo diriku ini sudah terbawa kereta di dpan. Fuhh.....
Nyampe juga deh akhirnya di pantai Amerika pertamaku. Aroma hangat sajian ikan khas pantai langsung menyambut kedatangan langkah kaki disana. Weks...tapi klihatannya gw masih tetep bakalan prefer pantai Depok..hikz..hikz..Sesampainya disana..yah kaya cerita lama lah,maen air,main pasir,main petak umpet(ga percaya kan????namanya juga cm boong..hhe^^). Paling yang beda cuma liat pemandangan orang2 yang pelit pake pakaian. Kenapa gw bilang pelit, coz di Pantai Parangtritis gag ada yang pake kostum kaya gitu..hhe. Wah,udah deh, pegang teguh iman aja klo dah gini. Mau dikata apa lagi, mata ini seakan ditarik oleh gelombang tak bersuara dengan kekuatan yang dahsyat..beeerrr...lirikan maut mata bisa menyebabkan nafsu membara..oopss...
c u in next story..
Love Indonesia.
Tak akan berhenti berjuang tuk mengagungkan nama bangsa.
Selasa, 16 September 2008
Selasa, 19 Agustus 2008
Mengeja Langit California I
Goresan pertamaku semenjak diri ini berlabuh di Amerika. Bukan sebuah tempat megah yang bisa mewakili gambaran umum orang Indonesia terhadap kehidupan mewah orang Amerika. Hanya terdampar di sebuah gurun dengan tumbuhan liar yang menghiasi sudut-sudut jalanan sepi. Hidup seakan sendiri ditemani Mrs Graciela(i call her mom), seorang yang tak lebih dari sosok luar biasa, direktur sebuah sosial company yang tergeletak di bawah bukit. Hari ini sudah sekitar 1 minggu lebihnya dari terakhir kali ku mengenyam kehidupan di negeri tercinta. Lembaran ketiga dari hari-hari baruku di sekolah. Apple Valley High School, dengan ribuan siswa dan kelas-kelas yang terbentang di bawah panasnya matahari California. Hari-hari pertamaku di Negeri Paman Sam ini kulewati di Washington D.C untuk sebuah orientasi dan perjamuan singkat. Bergerak bersama teman-teman "senasib" dari negara lain membuatku berpikir akan hebatnya arti dari sebuah perbedaan. Masih fresh memori pendek dengan orang-orang luar biasa disana. Tidur di balik sebuah pintu bertuliskan 4183 bersama kawan Indonesiaku, Bara, dan dua bule dari negeri seberang. Ada Ankush Ajay, seorang India, dan Big Papa, Basim Dawood, yang membawa bendera Negara Mesir. Membuka lagi kenangan itu membuatku mulai takjub akan apa yang telah kutapaki sejauh ini. Mendayung rakit perdamaian bersama kawan seperjuangan dari Turki, Mesir, India, Filipina, Thailand, Arab, Kenya, Ghana, dan Bumi Pertiwi Indonesia tentunya.
Sekitar kurang lebih 300 manusia terpilih dengan sebentang budaya dan hal-hal berbeda yang tertanam di diri mereka masing-masing, bersatu disini melewati serangkaian acara dan 3 hari dengan sensasi berbeda. Ternyata tak salah kalau seharusnya perbedaan itu adalah sebuah hal yang menarik untuk ditelaah. Berjumpa dengan orang-orang dengan bahasa berbeda mungkin, ada sebuah greget dan keasyikan disana tuk mencoba berucap suatu kata dengan bahasa yang lain. Ada istilah "akuaaba" tuk suatu ucapan hello dari negeri Ghana, sama dengan "merhaba" dari turki. Atau mungkin "kamustakana.." tuk bertanya apa kabar dari tagalog orang Filipina. Simpel namun menarik tuk dilakukan. Sempat kami kontingen Indonesia bertatap muka dengan Duta Besar Indonesia untuk Amerika di sebuah tempat tepat di depan hotel dengan nama kelas satu, Hotel Hilton. Dijamu dengan nuansa penuh kemewahan dan hidangan ala Indonesia yang mungkin tak akan pernah kita dapatkan lagi tuk sebuah waktu yang lama.
Sekitar kurang lebih 300 manusia terpilih dengan sebentang budaya dan hal-hal berbeda yang tertanam di diri mereka masing-masing, bersatu disini melewati serangkaian acara dan 3 hari dengan sensasi berbeda. Ternyata tak salah kalau seharusnya perbedaan itu adalah sebuah hal yang menarik untuk ditelaah. Berjumpa dengan orang-orang dengan bahasa berbeda mungkin, ada sebuah greget dan keasyikan disana tuk mencoba berucap suatu kata dengan bahasa yang lain. Ada istilah "akuaaba" tuk suatu ucapan hello dari negeri Ghana, sama dengan "merhaba" dari turki. Atau mungkin "kamustakana.." tuk bertanya apa kabar dari tagalog orang Filipina. Simpel namun menarik tuk dilakukan. Sempat kami kontingen Indonesia bertatap muka dengan Duta Besar Indonesia untuk Amerika di sebuah tempat tepat di depan hotel dengan nama kelas satu, Hotel Hilton. Dijamu dengan nuansa penuh kemewahan dan hidangan ala Indonesia yang mungkin tak akan pernah kita dapatkan lagi tuk sebuah waktu yang lama.
Langganan:
Postingan (Atom)